
Menyewakan rumah adalaha salah satu investasi yang banyak dilakukan
orang. Tingkat permintaan dan keuntungan yang tinggi menjadi faktor
penyebab jenis investasi ini banyak dipilih investor. Kendati demikian
ada pula kekurangan jenis investasi ini yang perlu diperhatikan agar
investor tidak merugi.
Kelebihan
Rumah sewa
memiliki tingkat permintaan (demand) yang tinggi, terutama di
kawasan-kawasan yang tengah berkembang (growth center), yakni kawasan
yang berdekatan dengan akses tol, trade center, shopping mall,
persimpangan jalan-jalan utama, terminal, dan lain-lain.
Bisa
juga memilih rumah di dekat perumahan-perumahan besar. Biasanya di
sekitar lokasi tersebut akan tercipta demand pusat perbelanjaan,
pendidikan, dan pelayanan kesehatan—yang akan menjadi pemicu permintaan
rumah-rumah sewa.
Di sisi lain, capital gain dapat
diperoleh dalam jangka panjang (lebih dari lima tahun). Biasanya,
capital gain rumah sewa secara rata-rata lebih tinggi dari tanah kosong.
Pasalnya, rumah sewa memiliki manfaat langsung, tidak seperti lahan
kosong yang hanya memiliki manfaat tak langsung.
Apabila setelah
lima tahun investor memutuskan untuk tidak menjualnya, sebaiknya rumah
tersebut disewakan. Biasanya harga sewa per tahun (return) berkisar 5% dari harga rumah. Misalnya harga rumah Rp600 juta disewakan Rp30 juta per tahun.
Setahun
kemudian, bila keadaan ekonomi stabil, harga sewa bisa dinaikkan
sekitar 10% – 15%, tergantung pada kondisi lingkungan rumah tersebut
berada. Jika di kawasan tersebut tidak banyak rumah yang kosong, maka
kenaikan nilai sewa bisa mencapai 15% atau sekitar Rp45 juta per tahun.
Kekurangan
Salah
satu kekurangan investasi rumah sewa adalah jangka waktu penyewaannya
terbilang pendek, yakni hanya sekitar satu sampai dua tahun, tergantung
kondisi dan lokasi rumah serta siapa penyewanya. Jika penyewanya adalah
ekspatriat, biasanya rumah akan disewa dalam jangka waktu lebih panjang,
antara dua hingga lima tahun.
Pemilik rumah juga harus
benar-benar memilih penyewa yang baik. Kerap terjadi rumah yang
disewakan cepat rusak ketika disewakan kepada penyewa yang kurang
bertanggung jawab. Umumnya para penyewa merasa rumah tersebut bukan
miliknya, sehingga mereka kurang menjaga kondisi dan kualitas bangunan
rumah.
Jika dibandingkan dengan investasi ruko dan kios, capitalization rate (cap-rate)
rumah sewa tergolong rendah (hanya 3% – 5%). Ini disebabkan rumah
memiliki luas tanah yang jauh lebih besar dibanding bangunan, berbeda
dengan ruko yang memiliki luas bangunan lebih besar dibanding luas
tanah.
Di Indonesia, karena kenaikan harga tanah relatif lebih lambat dibanding kenaikan harga bangunan, membuat tingkat pengembalian (return) dari tanah lebih kecil.
Sumber : Rumah.com-Menjadi Kaya Melalui Properti (Panangian Simanungkalit)
Related :